Tuesday, December 28, 2010

Perlu Kerjasama Yang Erat Mengatasi TKI di Brunei

Minister Counsellor, Dempo Awang Yuddie berharap kerjasama antara pemerintah Indonesia - Brunei termasuk Jabatan Buruh, Jabatan Imigrasi dan Polisi Diraja Brunei dalam mengatasi masalah tenaga kerja Indonesia di Brunei Darussalam.

Masalah kontrak kerja, gaji, tunjangan kesehatan, jam kerja dan pengantaran TKI pulang, semuanya tertulis dalam Peraturan dan Undang-undang perburuhan Brunei, "The Brunei Employment Order 2009". Sementara kasus-kasus yang melapor ke KBRI BS Begawan antara lain kasus tidak dibayar gaji, pemotongan gaji dan pengambilan pekerja oleh agen tidak resmi.

Untuk melindungi TKI tersebut, KBRI BS Begawan telah berupaya untuk melakukan kerjasama dengan instansi pemerintah di Indonesia terutama di perbatasan imigrasi di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Jakarta. Selain itu, staf KBRI BS Begawan juga telah menyampaikan kepada TKI mengenai peraturan dan Undang-undang perburuhan di Brunei supaya memahami dan diharapkan dapat mengurangi masalah-masalah TKI tersebut.

Dempo Awang Yuddie juga menyampaikan bahwa di masa depan, KBRI BSB akan mengadakan pertemuan dengan para agen/PJTKI kedua negara yang bertujuan untuk meningkatkan kerjasama dalam membantu TKI.

Selain itu, KBRI telah bekerjasama dengan Kedutaan Brunei di Jakarta untuk mengeluarkan visa bekerja kepada TKI yang diurus oleh PJTKI resmi.

Mengenai kerjasama pekerja migrant tersebut, telah dibicarakan oleh kedua pemimpin negara sebelum diadakan sidang Brunei Democracy Forum di Bali baru-baru ini. Dalam pembicaraan bilateral tersebut, Sultan Haji Hassanal Bolkiah dan Yang Di-Pertuan di Brunei Darussalam menyampaikan penghargaan kepada Indonesia yang telah mengirim pekerja-pekerja Indonesia di berbagai sektor dalam pembangunan negara Brunei Darussalam.

Sementara Presiden Bambang Susilo Yudhoyono menyampaikan ucapan terima kasih kepada Sultan dan Yang Di-Pertuan di Brunei Darussalam yang memberikan peluang kepada pekerja Indonesia untuk bekerja di Brunei Darussalam.

Di masa depan, KBRI BS Begawan berharap dapat memberikan penjelasan para majikan dan pekerja mengenai peraturan dan undang-undang perburuhan di Brunei sebelum menandatangani kontrak kerja di Jabatan Buruh.

Menurut data KBRI, pekerja migran Indonesia yang bekerja di Brunei sebanyak 50,839 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 27,401 orang bekerja di sektor informal sebagai Pembantu Rumah Tangga, dan sebanyak 17,700 orang bekerja pada sektor formal termasuk yang bekerja di industri minyak dan gas, konstruksi, kesehatan, pertanian dan sektor pelayanan.

3 comments:

  1. aslm. Maaf bolehkah sy meminta pendapat anda tentang mslh yg sy hadapi di brunei ini, jika anda berkenan krim jwabnya melalui sihitamku@gmail.com terima kasih sebelumnya,dan sy bersukur telah menemukan blog ini.

    ReplyDelete
  2. Kepada FQ..
    Silahkan klo mo share ato membagi masalah di blog ini. Mudah2an sy maupun rekan2 TKI yg lainya dapat membantu masalah anda..

    ReplyDelete
  3. Sdr. FQ mngkn sy edit dan rapihkan sedikit biar rekan2 TKI di BSB dapat jelas serta enak utk membacanya :
    Klu bgt sy share dsini, mungkin ini klise bg rekan2 tapi dikarenakan sy baru di negara ini sy tidak mengerti apa yg baik untuk dilakukan, sebelumnya trima ksh.

    Sy mendapat informasi dan tawaran kerja sebagai sopir pada satu keluarga di Brunei dari teman-temannya bapak sy, dng gaji 2,5jt dan bisa naik jika sy bkrja dg baik. Sebelum sy setuju sy tnykan trlebih dahulu ttg potongan gaji, dia jawab tidak ada,apakah anda agen?dia jwb bukan,dia hanya bantu majikan Brunei ini utk carikan sopir. Awalnya sy bingung krn tak ada yg gratis di dunia ini tp ada dua sebab yg masuk akal yaitu pertama krn dia adalah teman dr teman bpk sy, kedua krn majikan nanti adalah seorang keluarga yg berada di Brunei, jd ongkos dan sgala admin tak mslh baginya.

    Tapi kedua itulah kesalahan sy mengharap apa yg sy bayangkan dsana. Setelah sy dan keluarga setuju maka sy berangkat ke Brunei, dsana saya terkejut ttg pekerjaan yg sy lakoni,mencuci dinding,berkebun,mencuci pembuangan air,mengurusi hewan peliharaan, dll yg hampir tdk ada waktu untuk istirahat plus tak ada libur walau sekali sebulan.

    Saat tandatangan kontrak kerja, gaji sy sebesar B$250,- itu meleset dg apa yg di janjikan, tp pikir sy sudah terlanjur ya sy coba jalani. Tp majikan juga bilang gaji sy akan dpotong oleh agen sy. Tapi mjkn tdk ingin memotong gaji sy. Sy ingin bicara dg agen sy tp majikan tak membolehkan,sy diam saat itu mgkn yg mngajak sy adlh agen,ya istilahnya sy termakan bualan, mau tak mau sy jalani walau sy sama skli tdk menjadi sopir pada mjkn tersebut.

    Dua bln lebih sy bekerja dsana, sy dimarahi mjkn karena berbuat kesalahan sepele, dan menganggap sy seperti seorang pencuri. Akhirnya mjkn sy itu kasih dua pilihan pertama ditransfer atau bayar utang?. Lalu Sy meminta agen untuk menjemput sy,soalnya bukankah agen yg selalu carikan mjkn baru?. Mjkn bilang telah membohongi agen sy. Ya sdh sy minta transfer karena mustahil sy bisa membayar sekarang.

    Setelah itu sebelum di transfer sy minta gaji dua bulan lbh tp sy hanya diberikan B$380,-padahal hitungan sy B$600. Mjkn bilang utk potongan admin, pembuatan license Quota dll. Sy bilang bhw di kontrak semua biaya itu ditanggung oleh mjkn,walau kontrak kerja menggunakan bhs Inggris ttp sy dpt mengerti. Tp apakah dia lihat orang Indonesia dunggu semua atau gimana ya?merendahkan skali.

    Uang itu sy terima dg ttd sana sini dlm perincian. Hutang Sy brkurang dr B$1200 menjadi B$1050. Sy tdk ingin berargumentasi lg krn mrk tdk mau mengalah walau ada fakta di depan mrk lagipula sy ingin cepat pergi dari mjk itu.

    Setelah dpt mjk baru sy di serahi kontrak,sy terkejut dalam surat itu bahwa istri mjklah yg menjadi agen sy, dan selama ini dia telah membohongi sy? Tp sy tetap ttd krn perihal hutang.

    Selama 1 bulan 29 hari sy bekerja di mjk baru,ternyata dia complain kerja sy tdk bagus,dia tdk ingin sy bekerja lg tp anehnya sy tetap hrs bekerja. Gaji sy bln Desember dan 10hr dbayarkan ke majikanyg lama, sy kaget knp bgitu bukankah dia yg bilang jika sy sdh dng mjikan baru, sy sdh tak ada ikatan lg. Sy ingin bicara kpd majikan yang lama, tp tdk dibolehkan,sy ingin cari majikan baru tdk boleh,akhirnya sy bingung hrs berbuat apa, sempat berpikir untuk kabur tp apakah akan selesai masalahnya? Lagipula paspor dpegang oleh majikan baru.

    Akhirnya majikan baru buat deal baru kalo ingin tetap kerja dngnya sy cuma dgaji B$200 tdk memandu,klu mau pulang bayar hutang. Aneh majikan baru sy ini,ktnya tdk ingin sy kerja disini tp diberikan pilihan seperti itu?. Tp sya ingin bicara langsung ke istri majikan yg lama tapi dia seperti tidak mau bicara dgn sy.

    Mungkin maslah yg sy hadapi tidak seberat rekan2 lain tapi sy jauh datang kemari untuk bekrja mencari nafkah,sy tdk ingin berlarut-larut dalam dilema tanpa ada kejelasan pasti.

    Untuk rekan2 apa baiknya sy lakukan, apakah hal ini bisa sy angkat ke Kedutaan RI? Mohon maaf jika ada tulisan yg salah dan dsingkat2. Terima kasih.

    ReplyDelete